About Our Little Boy, Yupi
Yupi adalah kucing pertama yang buat aku jatuh hati. Pertemuan pertama kami agak sulit dijelaskan. Yang aku ingat, saat itu dia aktif banget. Lari ke sana-sini, SKSD sama manusia sementara kembarannya diem dan takut di pojokan. Yupi itu punya bulu loreng-loreng warna putih, abu-abu, cokelat, dan hitam seperti ras kucing kampung kebanyakan. Ciri yang paling kami ingat kalau dia Yupi itu adalah keempat kakinya yang berwarna putih seolah dia lagi pake kaus kaki.
Sebenarnya, Yupi bukan kucing milik kami melainkan tetangga satu komplek. Katanya mereka memungut Yupi dan kembarannya tepat setelah induknya meninggal. Aku dan adikku hobi banget ngasih makan Yupi, terutama setelah kembarannya meninggal karena ketabrak motor. Hal ini kami lakukan karena pemiliknya sering pergi dan memang membiarkannya di luar rumah.
Selama ini, kami merawat Yupi dari memberikannya makan hingga membiarkannya tidur di dalam rumah (dengan proses izin yang panjang ke bapak). Pemiliknya tidak pernah mempermasalahkan hal itu walaupun tau Yupi selalu main dan tidur di rumahku. Merawat Yupi, dari ia kecil, sehat dan gemuk, hingga mengalami berbagai penyakit. Aku sama sekali enggak pernah merasa ia beban.
Mungkin orang lain bakal bilang kalau dia cuma kucing, tapi Yupi tuh lebih dari itu. Baru pertama kali aku tau kalau kucing juga punya kepribadian yang beda-beda. Yupi sendiri termasuk kucing yang sabar dan suka ngalah. Waktu ada kucing lain yang suka main ke rumah juga, dia selalu dahuluin mereka makan dulu. Di saat kebanyakan kucing bakal marah bahkan nyakar waktu makanannya direbut, Yupi cuma diam sambil ngelihatin aja.
Pagi-pagi, Syam (kucingku) yang lebih kecil dari Yupi selalu ngeong-ngeong minta makan selama mamah masak di dapur. Sementara Yupi cuma ngelihatin dia dan duduk diam. Dia tau banget kalau kita bakal ngasih makanan ke mereka. Iya, Yupi tuh aslinya pinter. Cuma kadang rada males noleh kalau kita panggil dia. Datengnya cuma kalau dia lapar aja. Haha.
Selain itu, Yupi selalu ngabisin makanan yang kita kasih dengan bersih. Di saat Syam hobi menyisakan makanan, mangkuk Yupi selalu bersih tiap kali dia selesai makan. Aku selalu memperhatikan itu sejak dia kecil. Mungkin karena dia terbiasa kelaparan ya sejak kecil jadi selalu menghargai makanan. Itu beberapa hal dari sifat Yupi yang selalu aku dan keluargaku kagum dari dia.
Tingkahnya yang paling bikin heran tuh ini. Yupi punya selera yang nggak main-main. Makanan bolehlah cuma makanan kering. Tapi buat tidur, Yupi selalu cari tempat terenak supaya dia bisa tidur pulas. Sampai saat ini, mungkin semua pojokan di rumahku udah pernah dia tidurin. Dari kasur, sofa, etalase, lemari baju hingga tumpukan baju bersih sekalipun pernah dia jadikan tempat tidur.
Waktu masih kecil, Yupi termasuk kucing yang manja. Suka banget tidur di pangkuan orang hingga hobi digendong dan dielus-elus. Pas dia udah besar, hmm boro-boro digendong. Dielus aja dia langsung kabur dan sembunyi ke tempat lain biar enggak diganggu manusia-manusia kayak kami.
Sifat Yupi yang juga bikin aku respect adalah dia yang bikin Syam jadi kucing sejati. Tau ‘kan, kucing itu salah satu predator juga. Yupi yang ngajarin Syam buat berburu dan bertengkar di saat dulu Syam masih pasif. Bertengkarnya mereka bukan yang beneran, tapi memang bercandanya dengan cara itu.
Yupi enggak pernah pakai cakar. Waktu mereka gigit-gigitan juga dia enggak pernah serius gigit Syam. Mukul dan nendangnya enggak pernah beneran. Dari mereka yang sering bercandaan itu, Syam jadi aktif banget dari yang bener-bener pasif kalau kita ajak main.
Sebagai orang yang memang enggak suka kucing dari kecil, aku bener-bener terkesima sama Yupi. Kalau bisa dijelasin kayak manusia, dia tuh apa adanya, sabar, dan penyayang. Walaupun enggak pernah keliatan secara fisik sayang sama adiknya, tapi dia selalu ngawasin kalau mereka lagi main. Adik Yupi yang kumaksud di sini adalah Chika (kucing tetangga), Syam (kucingku), si putih (kucing liar), dan Hong Banjang (kucing liar). Dia enggak cuma punya Syam aja.
Aku bersyukurnya, Syam udah lebih dulu dateng tepat sebelum Chika enggak ada. Dan sekarang, Hong Banjang (bontot) dateng tepat sebelum Yupi enggak ada. Seolah-olah kehadirannya biar Syam enggak kesepian dan punya temen main. Sekarang Syam yang jadi kakak buat adiknya. Gantiin Yupi yang dulu jadi kakak angkatnya.
…
Halo Yupi.
Atau yang sering kami panggil bujang. Kadang si boy.
Kamu pasti udah nggak kesepian lagi ya. Pasti sekarang lagi main sama kembaran dan mamamu di atas sana.
Ketika denger erangan lemahmu kemarin, aku sempat nangis dan membayangkan hal buruk. Tapi memang namanya takdir tuhan nggak bisa kita hindari. Allah lebih sayang banget sama kamu. Jadi Dia pengen kamu lebih dulu pulang.
Selama 1 tahun ini, kamu menempati ruangan kecil di hati kami. Kamu yang selalu tegar walaupun tinggal sendiri. Kamu yang selalu ceria walaupun banyak hal buruk yang menimpali. Hadirmu bukan hanya sekedar ada. Hadirmu adalah wujud kebahagiaaan dariNya. Merawat dan menemanimu selama ini adalah nikmat dariNya.
Kami tidak pernah menyesali pertemuan kita, kami tidak menyesal pernah merawatmu.
Yupi.
Aku bahkan tidak tahu kamu paham atau tidak tentang apa yang selama ini kami bicarakan. Tapi aku selalu yakin kamu yang paling tau bahwa kami selalu sayang kamu.
Kamu selalu menjadi adik kecil kami yang tersayang.
Terimakasih sudah hadir membersamai 1 tahun ini.
Hari-hariku mungkin tidak akan sewarna warni ini kalau tanpa kehadiranmu.
Terimakasih sudah mau menjadi adikku.
Terimakasih sudah mau menjadi kakak Chika, kakak Syam, dan kakak Hong Banjang.
Terimakasih sudah berkenan hadir dalam hidupku.
Terimakasih atas kebahagiaan yang kamu bawa di keluarga kami.
Kami sayang sekali sama Yupi. Kami akan selalu ingat Yupi. Kami tahu Yupi enggak ninggalin kita. Yupi cuma pulang lebih dulu ke sisi Allah.
Baik-baik di sana ya Yupi. Main sepuasmu. Makan enak sepuasmu. Tunggu aku. Mungkin atas izinNya, kita bisa bertemu lagi dalam keadaan yang lebih baik di atas sana nanti.
